Doa Nabi Musa a.s. Saat Dalam Kesulitan

Assalamu’alaikum wr wb,
Apakabar sahabat ayahucuB dimanapun anda berada, semoga keselamatan selalu menyertai kita semua…aamiin ya rabbal ‘alamiin.

Kali ini saya akan mengingatkan diri saya sendiri bahwa dalam kisah kisah orang bijak terdahulu ada jejak jejak yang ditinggalkan oleh mereka dan dapat menjadi clue atau petunjuk bagi kita dalam menapaki kehidupan ini. Salah satunya adalah doa. Kali ini kita akan coba menapaki doa Nabi Musa Alaihis salam saat beliau dalam kesulitan.

Begini kisahnya.

Doa Nabi Musa Alaihis Salam Saat Dalam Kesulitan

رَبِّ اِنِّيْ  لِمَاۤ اَنْزَلْتَ اِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٌ

“Rabbi innii limaa anzaltaa ilayya min khairin faqiir.”
“Ya Tuhanku, apapun kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku, aku tak memiliki apapun, aku sangat membutuhkannya.” (QS Al Qashas [28]:24)

Pada saat itu Nabi Musa A.S. sedang dalam kondisi kesulitan, tidak memiliki apapun, tidak memiliki harta maupun tempat tinggal. Beliau sedang menjadi buronan kerajaan karena telah membunuh salah satu tentara Firaun.

Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum penggembala penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”. (QS Al Qashash [28]:23)

Sampai suatu ketika beliau tiba di sumber air di negeri Madyan, beliau melihat 2 orang wanita yang mencoba mencegah ternaknya untuk menuju ke sumber air karena menunggu perginya penggembala penggembala pria disana.

Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku“. (QS. Al Qashash [28]:24)

Nabi Musa A.S. melihat ini sebagai kesempatan dari Allah baginya untuk berbuat kebaikan dengan menolong kedua wanita tersebut memberi minum ternak mereka. Beliau tidak meminta balasan apapun dari mereka dan langsung kembali berteduh.

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu´aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu´aib berkata: “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”. (QS. Al Qashash[28]:25)

Namun tak disangka, kedua wanita itu kembali kepada nabi Musa A.S. dan meminta beliau untuk menemui bapaknya untuk mendapatkan balasan karena telah membantu mereka memberi minum ternaknya.

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. Al Qashash [28]:26)

Salah satu putrinya mengusulkan agar nabi Musa A.S. bekerja pada mereka.

Berkatalah dia (Syu´aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”. (QS. Al Qashash [28]:27)

Bapaknya malah meminta nabi Musa A.S. untuk menikahi salah satu putrinya dan dengan itu pula nabi Musa A.S. bisa bekerja dengannya selama 8 tahun sampai 10 tahun.

Dia (Musa) berkata: “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”. (QS. Al Qashash [28]: 28)

Dan akhirnya nabi Musa A.S. menyetujuinya karena Allah. “Ya Tuhanku, apapun kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku, aku tak memiliki apapun, aku sangat membutuhkannya.” (QS Al Qashas:24)

Mengapa nabi Musa A.S. memanjatkan doa ini. Rasa bersalah karena telah membunuh orang meskipun karena tidak sengaja terus terbayang di kepala beliau. Beliau tahu harus memperbaiki kesalahannya.

Banyak dari kita apabila melakukan banyak kesalahan bertanya dalam hati:

“Bagaimana saya bisa tahu kalau kesalahan saya sudah diampuni oleh Allah?”
“Bagaimana cara memperbaiki kesalahan yang telah saya perbuat?”

Doa ini adalah jawaban atas pertanyaan tersebut. Orang yang melakukan kesalahan di masa lalu mereka harus mencari kesempatan untuk melakukan perbuatan baik. Ketika ada orang yang datang untuk meminta tolong kepada kita, atau bahkan orang itu tidak minta tolong kepada kita namun kita mengetahui kalau orang itu butuh pertolongan, lihatlah momen ini sebagai kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita perbuat di masa lalu. Kesempatan untuk berbuat kebaikan. Jangan dilihat besar atau kecilnya perbuatan baik yang bisa kita lakukan, tetapi lihatlah yang memberikan kesempatan ini yaitu Allah. 2 wanita itu adalah kesempatan yang diberikan Allah kepada nabi Musa A.S. untuk berbuat kebaikan. Beliau menyadari hal ini. Beliau menyadari harus mengganti perbuatan buruk yang dia lakukan dengan memperbanyak melakukan perbuatan kebaikan.

Ketika kita mendapatkan nilai buruk dalam pelajaran sekolah misalnya, kita perlu menggantinya dengan HER. Mengerjakan soal soal tambahan, mengerjakan lebih banyak tugas tugas lain untuk mengejar ketinggalan kita, memperbaiki nilai akhir kita. Ini yang dilakukan nabi Musa A.S. Beliau melakukan hal buruk dan ingin memperbaikinya. Ia melihat segala kesempatan berbuat baik sebagai kesempatan dari Allah yang diberikan kepadanya. Kelelahan sudah menjadi bagian dari menjalankannya. Selain itu nabi Musa A.S. juga tidak memilah pilih dalam menerima pekerjaan, tidak melihat besar kecilnya pendapatan. Tidak menolak saat ada orang yang ingin membalas kebaikannya. Yang beliau lihat adalah ini anugerah dari Allah. Ini kesempatan dari Allah. Inilah Tauhid.

Jika kita baru saja dipecat atau bisnis kita bangkrut, kita kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki uang, memang malu untuk meminta kepada teman, tidak mudah, karena kita memiliki harga diri. Harga diri ini Allah taruh di dalam diri kita. Untuk itu kita diperbolehkan untuk tidak meminta minta kepada orang lain. Tetapi kalau ada yang menawarkan pertolongan dan kita mampu, ambilah, jangan dilihat besar kecilnya pendapatan, lihatlah ini sebagai anugerah Allah, kesempatan yang diberikan Allah untuk mengatasi kesulitan kita. Jangan terlalu banyak syarat yang membatasi mengalirnya kesempatan dari Allah. “Ya Allah, aku ingin kebaikan, tetapi yang bisa mencukupi aku membayar hutang ya, yang cocok dengan aku, dan syarat syarat lainnya…”. Hindari berdoa seperti ini.

Ketika kita kehilangan pekerjaan dan sudah 1 tahun tidak kunjung mendapatkan pekerjaan lalu seorang datang kepada kita menawarkan perkejaan yang dirasa tidak pantas untuk kita, jangan langsung ditolak. Jika pekerjaannya halal, cara mendapatkan uangnnya juga halal, bukan suatu kejahatan, maka tidak alasan kita malu melakukannya. Ini kesempatan yang diberikan oleh Allah. Dan kalau Allah yang memberikan bisa jadi ini sebagai batu pijakan untuk sesuatu yang lebih besar.

Seorang penjaga keamanan, pengendara bus, pembantu rumah tangga, pedagang asongan, tidak perlu malu dengan profesinya. Allah memuliakan kita yang mencari nafkah dari pekerjaan apapun dengan penghasilan yang halal. Ekstrimnya mungkin ada seorang sarjana S3, tapi karena keadaan ekonomi berdampak covid-19, ia berjualan gorengan di pinggir jalan. Mendapatkan penghasilan yang lebih sedikit dibanding sebelumnya. Tapi ini lebih baik daripada tidak berpenghasilan sama sekali. Dan ini tetap mulia di mata Allah. Mereka yang bekerja keras untuk mendapatkan uang yang halal ia dicintai Allah. Terima terlebih dahulu apa yang Allah berikan untuk kita, dan pantaskan kembali diri kita untuk menerima yang lebih besar dengan memperbanyak berbuat kebaikan sekecil apapun.

Semoga Allah memberikan kita kepahaman atas makna dari Doa nabi Musa A.S. ini…Amiin Ya Rabbal ‘alamiin.

Demikian penjelasan tentang ‘Doa Nabi Musa Alaihis Salam Saat Dalam Kesulitan‘ yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi sahabat. Lebih kurangnya mohon maaf.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

https://biolinky.co/ayahucub

Silahkan Berbagi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen − ten =