Assalamu’alaikum wr wb,
Apakabar sahabat ayahucuB dimanapun anda berada, semoga keselamatan selalu menyertai kita semua…aamiin ya rabbal ‘alamiin.
Kali ini saya akan melanjutkan berbagi pengetahuan tentang ‘7 habits’ Episode ke-7. Di sini saya akan membahas tentang Kebiasaan ke-4 dari 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif, yaitu Berpikir MENANG MENANG (WIN-WIN).
Apa yang dimaksud dengan Berpikir MENANG MENANG (WIN-WIN)? Mengapa Kebiasaan Berpikir MENANG MENANG (WIN-WIN) itu Penting? Bagaimana caranya Berpikir MENANG MENANG (WIN-WIN)? Mari kita mulai pembahasan.
Episode 07 – Kebiasan ke-4 Berpikir MENANG MENANG (WIN WIN)
Penerapan Kebiasaan 1, 2, dan 3 telah mengantarkan kita kepada KEMENANGAN PRIBADI, mentransformasi mental KETERGANTUNGAN menjadi MANDIRI. Pada 3 kebiasaan selanjutnya yaitu kebiasaan 4, 5, dan 6 kita akan belajar tentang KEMENANGAN PUBLIK, bagaimana memiliki kebiasaan yang efektif untuk berubah dari mental MANDIRI menjadi mental SALING TERGANTUNG. Kita akan belajar bagaimana bisa berkolaborasi, bersinergi, berjamaah, berkerjasama dengan orang lain.
Kemenangan Pribadi mendahului Kemenangan Publik. Penguasaan diri dan disiplin diri adalah pondasi hubungan yang baik dengan orang lain. Harga diri yang sebenarnya berasal dari penguasaan atas diri sendiri, dari kemandirian yang sejati. Dan itulah fokus dari Kebiasaan 1, 2, dan 3. Kemandirian adalah prestasi. KESALINGTERGANTUNGAN adalah pilihan yang hanya bisa dibuat oleh orang yang mandiri. KESALINGTERGANTUNGAN yang efektif hanya dapat dibangun di atas dasar kepercayaan yang tulus.
Jumlah kepercayaan yang sudah kita tambah ke dalam suatu hubungan dikiaskan dengan Rekening Bank Emosi. Sopan santun, kebaikan hati, kejujuran, dan memenuhi komitmen adalah sikap yang menambah saldo Rekening Bank Emosi kita. Dan sebaliknya sikap kasar, tidak hormat, mengucilkan, breaksi berlebihan, mengabaikan, semena mena, menghianati kepercayaan, akan mengurangi saldo Rekening Bank Emosi kita. Dengan mengingat paradigma Rekening Bank Emosi ini, kita siap untuk melangkah ke dalam kebiasaan kebiasaan Kemenangan Publik, keberhasilan dalam bekerja bersama orang lain.
Ada 6 Paradigma Interaksi Manusia:
1. Menang/Menang
Melihat kehidupan sebagai arena koperatif, bukan kompetitif. Melihat dengan kacamata bahwa ada banyak untuk setiap orang, melihat dengan kacamata keberlimpahan. Semua pasti bisa dapat kemenangannya. Untuk interaksi dalam kerjasama tim, kolaborasi, sinergi, Menang/Menang menjadi pilihan untuk mencapai keberhasilan maksimum. Menang/Menang adalah satu satunya alternatif nyata dalam hubungan Kesalingtergantungan
2. Menang/Kalah
Paradigma ‘Saya harus Menang orang lain Kalah’. Otoriter, hukum, pembandingan, kompetisi, bersaing. Untuk pertandingan, kejuaraan, atau kompetisi mungkin memilih Menang/Kalah menjadi penyemangat tim. Menang/Kalah dalam hubungan kesalingtergantungan adalah Kalah/Kalah dalam jangka panjang.
3. Kalah/Menang
Paradigma ‘Saya mengalah agar orang lain Menang’. Mengalah, lemah, permisif, patuh, tertekan. Jika anda menghargai hubungan dan persoalannya tidak begitu penting, anda mungkin memilih Kalah/Menang untuk meneguhkan orang lain. Atau jika anda merasa pengorbanan waktu dan tenaga untuk mencapai kemenangan apapun akan melanggar nilai-nilai lain yang lebih tinggi dengan kata lain tidak sepadan.
4. Kalah/Kalah
Paradigma ‘Saya boleh Kalah asal orang lain lebih Kalah’. Balas dendam, filosofi bermusuhan, filosofi perang. Dalam konteks apapun Kalah/Kalah tidak cocok untuk diterapkan.
5. Menang
Paradigma ‘Saya berpikir Menang tidak perduli orang lain Menang atau Kalah’. Jika nyawa anak anda dalam bahaya, menyelamatkan nyawa anak anda adalah menjadi kepentingan tertinggi, tidak perduli orang lain.
6. Menang/Menang atau Tidak Sama Sekali
Jika solusi sinergistik, solusi yang disepakati oleh kedua belah pihak, alternatif yang lebih tinggi daripada Menang/Menang adalah Menang/Menang atau Tidak Sama Sekali.
Jika dalam satu keluarga tidak semuanya sepakat untuk berlibur ke suatu tempat pilihan beberapa anggota keluarga lainnya, sebaiknya mencari tempat yang disepakati bersama atau tidak sama sekali.
Pendekatan Menang/Menang atau Tidak Sama Sekali adalah yang paling realistis di awal suatu hubungan bisnis atau perusahaan. Dalam hubungan bisnis yang berkesinambungan, Tidak Sama Sekali mungkin bukan pilihan yang tepat. Khususnya untuk bisnis yang dimulai dengan hubungan keluarga atau persahabatan.
Untuk hubungan keluarga, terhadap anak dan pasangan, pendekatan Tidak Sama Sekali tidak tepat untuk diterapkan.
5 Dimensi Menang Menang (Win Win)
Prinsip Menang/Menang adalah dasar keberhasilan pada semua hubungan kita dengan orang lain yang meliputi 5 dimensi kehidupan yang saling tergantung. Dimulai dari Dimensi Karakter lalu Hubungan kemudian Kesepakatan. Kesepakatan ini dijaga dalam lingkungan dimana struktur dan Sistemnya berlandaskan Menang/Menang. Dan ini memerlukan Proses, kita tidak dapat mencapai Menang/Menang dengan sarana Menang/Kalah atau Kalah/Menang.
Dimensi (1) – Karakter
Ada 3 karakter yang dibutuhkan dalam paradigma Menang/Menang.
1. Integritas
Integritas adalah memegang teguh terhadap prinsip kehidupan dengan secara proaktif mengorganisasi dan melaksanakan diri di sekitar nilai-nilai itu setiap saat. Memenuhi janji dan komitmen yang bermakna.
2. Kematangan
Berusaha untuk mengerti membutuhkan tenggang rasa. Berusaha untuk dimengerti membutuhkan keberanian. Kematangan sebagai keseimbangan antara Tenggang Rasa dan Keberanian. Jika seseorang dapat mengekspresikan perasaan dan keyakinannya dengan keberanian yang diimbangi dengan pertimbangan akan perasaan dan keyakinan orang lain, maka ia sudah matang. Karakter Tenggang Rasa yang tinggi dan Keberanian yang tinggi sama sama perlu untuk Menang/Menang. Karakter Empati dan Berani berkonfrontasi positif.
3. Mentalitas Kelimpahan
Kebalikan dari mentalitas Kelimpahan adalah mentalitas Kelangkaan yang menganggap bahwa hanya ada 1 kue di luar sana. Terbatas, tidak ada yang bisa dibagi selain yang ada. Mentalitas Kelimpahan adalah bahwa ada banyak di luar sana untuk semua orang. Mentalitas kreatif, solutif. Mentalitas ini mengakui kemungkinan yang tidak terbatas untuk pertumbuhan dan perkembangan hubungan yang positif.
Dimensi (2) – Hubungan
Berdasarkan Karakter yang telah terbentuk di atas, kita membangun Hubungan Menang/Menang dan memeliharanya. Kepercayaan dan Rekening Bank Emosi menjadi intisari Hubungan Menang/Menang. Tanpa kepercayaan hanya ada kompromi. Tanpa kepercayaan, kredibilitas kita dipertanyakan. Komunikasi yang terbuka dan kreativitasa tidak akan mengalir dengan baik. Namun jika saldo di Rekening Bank Emosi kita pada orang lain tinggi, kredibilitas tidak menjadi persoalan.
Hubungan dimana Rekening Bank Emosi tinggi dan kedua belah pihak saling percaya adalah batu loncatan yang ideal untuk menapak ke solusi sinergi yang hebat (Kebiasaan 7). Tantangannya bagaimana jika kasusnya tidak ideal seperti ini. Bagaimana jika kita harus menyusun kesepakatan dengan orang yang naskah hidupnya Menang/Kalah?
Dalam berhadapan dengan orang Menang/Kalah, hubungan tetaplah menjadi kuncinya. Fokus pada Lingkaran Pengaruh kita. Perbanyak saldo Rekening Bank Emosi kita pada orang tersebut dengan sopan santun yang tulus, respek, penghargaan untuk orang itu untuk sudut pandang yang berbeda. Kita mendengarkan lebih banyak, jelajahi secara mendalam menggunakan Imajinasi, Suara Hati untuk memahaminya. Semakin proaktif. Proses ini merupakan deposito yang besar bagi Rekening Bank Emosi.
Namun akan ada juga orang yang tetap pada pendirian Menang/Kalah. Jika menemui orang seperti ini Tidak Sama Sekali selalu merupakan pilihan. Kompromi yang merupakan tingkat lebih rendah dari Menang/Menang bisa menjadi alternatif juga. Perlu disadari bahwa tidak semua keputusan perlu menjadi Menang/Menang. Kuncinya adalah hubungan.
Dimensi (3) – Kesepakatan
Dari hubungan mengalir kesepakatan yang memberi definisi dan arah bagi Menang/Menang. Fokus dari kesepakatan adalah hasil bukan metode. 5 Elemen yang perlu ada dalam kesepakatan adalah:
- Hasil yang diinginkan mengidentifikasi apa yang harus ada dan kapan
- Patokan menetapkan parameter (prinsip, kebijakan, dan sebagainya) yang di dalamnya hasil harus dicapai
- Sumber Daya mengidentifikasi dukungan manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang tersedia untuk membantu mencapai hasil
- Akuntabilitas menetapkan standar prestasi dan waktu evaluasi
- Konsekuensi menetapkan baik dan buruk, natural dan logis apa yang benar-benar akan terjadi sebagai hasil akhir evaluasinya.
Dimensi (4) – Sistem
Agar Menang/Menang berhasil, Sistemnya harus mendukung. Dalam satu perusahaan misalnya, sistem pelatihan, sistem perencanaan, sistem komunikasi, sistem penganggaran, sistem informasi, sistem kompensasi, semua harus didasarkan pada prinsip Menang/Menang.
Membangun kerjasama Tim tetapi dengan sistem persaingan, siapa yang berprestasi lebih akan menang. Ini tidak selaras, Prinsip kerjasamanya Menang/Menang tetapi sistemnya Menang/Kalah. Yang tercipta adalah iklim persaingan bukan kolaborasi sinergi. Begitu sering masalah yang ada terletak pada sistem bukan pada orang orangnya. Jika kita menempatkan orang-orang yang baik dalam sistem yang buruk hasilnya akan buruk.
Ketika sistem yang ada bisa menggugah orang untuk benar benar belajar berpikir Menang/Menang, mereka dapat mengubah situasi kompetitif yang tidak perlu menjadi situasi yang koperatif dan dapat menimbulkan dampak yang kuat pada efektifitas mereka dengan membangun baik P (Produk/Hasil yang dicapai) maupun KP (Kemampuan Produksi/Orang yang menelurkan hasil itu).
Ciptakan Sistem Menang/Menang yang:
– Tidak hanya Manajer yang Menang tetapi Staff juga Menang dan tentunya Perusahaan juga Menang.
– Tidak hanya Orang tua yang Menang tetapi Anak juga Menang.
– Tidak hanya Anda yang Menang tetapi Partner juga Menang.
Dimensi (5) – Proses
Proses ini adalah bagaimana mencari solusi Menang/Menang. Ada 4 langkah yang diusulkan Stephen:
- Lihat masalahnya dari sudut pandang pihak lain.
- Kenali masalah pokoknya bukan gejalanya.
- Tentukan hasil apa yang akan merupakan solusi yang bisa diterima sepenuhnya bukan sebagian.
- Kenali pilihan-pilihan baru yang mungkin diambil untuk mencapai solusi itu.
Menang/Menang bukanlah teknik kepribadian, melainkan paradigma total interaksi manusia.
Menang/Menang berasal dari karakter integritas, kematangan, dan mentalitas kelimpahan.
Menang/Menang tumbuh dari hubungan yang penuh dengan kepercayaan.
Menang/Menang diwujudkan dalam kesepakatan yang secara efektif menjelaskan dan mengatur harapan dan pencapaian.
Menang/Menang akan tumbuh subur di dalam sistem yang Menang/Menang juga.
Menang/Menang dicapai melalui proses yang akan dibahas lebih dalam di Kebiasaan 5 dan 6.
Demikian penjelasan tentang episode ke-7 ‘Kebiasaan ke-4, Berpikir Menang Menang (Win Win)‘ yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi sahabat. Lebih kurangnya mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
https://biolinky.co/ayahucub